Cinta Dalam Diam, Apakah Mungkin??

CINTA DALAM DIAM, MUNGKINKAH???

Cinta dalam diam...???

Cinta adalah anugrah yang Allah Subhanahu wa ta'alaa anugrahkan kepada manusia,
yang dengan cinta itu, apakah manusia dapat lebih agung dari pada malaikat,
ataukah, yang dengan cinta itu, manusia akan menjadi lebih buruk dari hewan,

tetapi fenomena sekarang, lebih banyak diantara manusia, berada pada poin yang kedua...
apakah dia merupakan orang awam, orang hanif, orang faqih, orang tullab, ataukah paraaktivis dakwah sekalian...

wahai para saudara dan saudariku...
apa yang terjadi pada dirimu....???
apa yang terjadi pada kalian di saat ini...???

baik ihkwa (laki-laki), ataupaun akhawaat (perempuan)...
Engkau sama saja...
aku pun cukup heran mendengarkan hal ini..

ketika engkau dengan memudahnya mengatakan
"...Cinta dalam Diam..."
dengan berdalihkan bahwa hal itu pernah terjadi
antara Ali Radhiallahu anh, dan Fatimah Radhiallahu Anhuma...

wahai para saudara dan saudariku...
ngaca donk...
ngaaaaaaacaa dooooooonk...
apakah engkau tak punya cermin yang lebih besar...???
yang dapat engkau tatapi dirimu dari ujung kepala hingga ujung kaki...???
apakah engkau harus disadarkan dengan air sekubik, dua kubik, atau yang lebih dari itu...???
agar kalian dapat terbanguan...

engkau bukan mereka...

----------------------------------------------------------

wahai ikhwa dan para pemuda,
engkau bukan Ali Radhiallahu anh,
yang mungkin menyimpan hasrat cintanya pada fatimah,
tapi tidak menjadikannya beliau menjadi orang yang gelisah penuh kegalauan dan gundah gulana,
tidak juga menjadikannya orang yang hanya menghiasi hari-harinya dalam lamunan,
tidak juga menjadikan keimanan mereka luntur ketika menghadapi ini...

beliau hanya menitipkan perkara ini pada Allah Azza Wa Jalla, dalam sebuah doa, itu saja...

beliau menjalani hari-harinya dengan penuh semangat perjuangan,
tak nampak ke gelisahan dalam kesehariannya,
dan kehidupan keseharian mereka tak ada yang terganggu...

tapi KAU...
engkau nampak lesuh dan lemas,
menyandarkan kepala pada tembok,
menjadikan dirimu seolah tak punya ruh untuk hidup,
memisahkan diri dari jamaah,
menyepikan diri pada sudut-sudut ruang,
menjadikan dirimu jadi sosok acuh tak acuh,

apa yang terjadi pada dirimu wahai saudaraku...???

--------------------------------------------------


Wahai akhwat dan para pemudi,
engkau bukan Fatimah Radhiallah Anhumaa,
yang mungkin menyimpan keinginan pada Ali,
tapi tidak menjadikan dirinya ter-menung sepanjang hari maupun sepanjang jalan,
tidak juga menjadikan dirinya mengalir dalam harap-harap cemas (mengharapkan dirinya, mencemaskan dirinya)
tidak juga keimanan mereka tercampur dalam hal ini...

beliau hanya menitipkan perkara ini pada Allah Azza Wa Jalla,
dalam sebuah doa, itu saja...

beliau menjalani hari-harinya dengan penuh semangat perjuangan,
tak nampak ke gelisahan dalam kesehariannya,

tapi KAU...
engkau nampak kusam,
menatap jauh kelangit biru nan luas, seolah bulan dan bintang bagaikan wujud dirinya,
menunggu pada sebuah titik, menunggu akankah engkau melewati titik itu,
tak satupun pekerjaan atau urusan mampu diselesaikan, karena tak tau mau mulai dari mana,
terbayang bisu dalam kebingungan hingga hati terasa sempit,

-------------------------------------------------

laahaula wa laa quwwata illaa billah,

-------------------------------------------------

wahai saudara dan saudariku,
engkau punya jalan keluar insya Allah atas ini semua,

bagi ikhwa, atau laki-laki atau yang serupa dengan itu...
jika engkau menginginkannya, lillahi ta'alaa...
engkau bisa titipkan hal itu dalam doa kalian pada-Nya, dan membuat usaha kepadanya
lamarlah dia, bukan hanya sekedar ta'arufan, agar dapat saling manaruh harapan
bukan juga sekedar saling memberi perhatian, agar mereka merasa tenang
dan tetap menjaga adab, untuk tidak diumbar gemborkan ke khayalak umum,
tidak juga engkau nampakkan gelisahanmu itu,
laluilah bagaikan air yang mengalir...

bagi akhawaat, atau wanita, atau yang yang sejenis dengan itu...
jika engkau pula menginginkan kehadirannya pada sisimu, lillahi ta'alaa...
engkau bisa titipkan hal itu dalam doa kalian pada-Nya, dan membuat usaha kepadanya
sampaikanlah secara bijak dan terjaga, dengan tidak ikhtilth atau yang serupa dalam bahasamu,
ikhtiar ini bukan sesuatu hal yang memalukan
melainkan orang yang telah di benamkan keimanan padanya,
tetapi memang memerlukan tingkat ke PeDean yang tinggi...
dan lewatlah perantara dari orang yang dapat memahami sikon kalian,
dan dapat menjaaga hal itu, agar terkontrolnya hati kalian dari fitnah,
dan tetap ditujukan pada orang yang memang telah dianggap mampu,
bukan dari kalangan orang yang kita damba pada pandangan mata,
atau dari kalangan orang yang menarik perhatian dari hati kita,
dan bersabrlah, atas segala keputusan-Nya

Allah tau apa yang kita butuhkan, dan insya Allah hal itu akan terjawab juga,
bukan memaksakan diri dari apa yang kita inginkan,

diantara diri ini, dirimu, dirinya, diri kalian
tak ada yang tau, siapa yang terbaik buatnya, buat kamu, dan dirimu sendiri,
yang dapat menselaraskan keimanan dan kestabilan pada dirinya dan dirimu,

Allah telah menjanjikan kepada hambanya, akan di berikannya padamu yang semisal denganmu...
maka lejitkanlah keimananmu dulu agar isya Allah, akan di berikan pendamping yang juga serupa dengan mu,

jika engkau hanya menjadikan dirimu tukang tatap layar biru putih,
maka engkau juga akan di gandengakan dengan orang yang suka menatap layar yang sama,

jika engkau merasa keimanan yang hadir pada dirimu cukup sampai batas sekian dan terrima kasih,
maka engkaupun jangan mengharapkan pendampingmu yang lebih dari itu,

jika engkau merupakan orang yang dengan sembrono suka ilhtilath di dunia maya,
maka tak jarang diantara kalian juga dipertemukan dengan orang yang serupa denganmu,

apakah engkau mau, diantara orang yang mendampingimu melakukan hal demikian....???

wahai saudaraku dan saudariku,
perbanyaklah ber-istigfar pada Allah Subhanahu wa ta'alaa
minta-Lah ampun pada-Nya, jika kita termasuk orang yang pernah menggunkan istilah itu,
ataukah kita yang baru berniatkan diri untuk mencoba menjadikannya sebagai dalih,
agar dibolehkannya "cinta dalam diam"

konsep istilah yang engkau pakaikan pada dirimu
yaitu "...Cinta dalam diam...",
pelakunya tidaklah seperti dirimu

mereka adalah orang-orang yang shaleh dan sholehah,
mereka adalah orang-orang yang terjaga,
mereka juga termasuk orang yang yakin sepenuhnya pada qaddarallah-Nya
dan mereka itu termassuk orang-orang yang siap dengan segala ketentuan-Nya
senantiasa melindungi dirinya dari hal-hal yang dapat menimbulkan fitnah,
tidak menjadikan perkara ini menjadi hal yang mendominasi dalam hidupnya...

selayaknyalah kita menjadi orang-orang yang terjaga
selayaknya pula kita menjadi orang yang senantiasa mensucikan hati...
menutup jalur yang dapat merusak hati,

tidak serta merta secara serampangan menggunakan istilah itu,
tidak juga dengan mudahnya menisbathkan kalimat,
"...cinta dalam diam..." itu terjadi pada diri kita,
agar ada dalih yang dapat digunakan bahwa di bolehkannya hal yang demikian...

sesungguhnya engkau bukanlah  "cinta dalam diam" seperti pada apa yang engkau tau

melainkan engkau itu adalah
"diam-diam mincintanya" atau, "diam dalam cinta" dan "cinta diam-diam"

tulisan ini kutuangkan sebagai peringatan buat diriku secara pribadi
juga untuk dirimu, dirinya, diri kalian

dan juga sebagai nasehat buat diriku secara pribadi
juga untuk dirimu, dirinya, dan diri kalian...


Wallahu A'lam...

wa nash'alallah afwa wal afiah 'alainaa wa 'alaikum...
wa tabaarakallahu ahsanul khaliqiin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Artis Korea Yang Melakukan Ciuman Pertamanya Saat Syuting

SANTO' - SANTO' , Permainan Khas Daerah Sulawesi Yang Terabaikan

Gimana Lee Min Ho, Kim Soo Hyun & Park Hae Jin Membalas Cinta Para Fans???